Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Hidup di dunia penuh dengan tantangan yang bisa membuat seseorang merasa cemas dan gelisah. Oleh karena itu, iman dan taqwa menjadi pondasi yang penting untuk menghadapi segala ujian hidup. Iman adalah keyakinan yang berasal dari kata “percaya”, yang dalam pandangan para ulama dijelaskan sebagai “Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan”, yang artinya meyakini dengan hati, mengucapkannya dengan lisan, dan mengamalkannya dengan perbuatan. Akhlak seseorang bisa dilihat dari seberapa kuat iman yang dimilikinya. Sedangkan taqwa, yang berarti menjaga, adalah sikap menghindari segala hal yang dilarang oleh Allah dan menjauhi aktivitas yang bisa mengalihkan perhatian dari-Nya.
Dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surah Al-Anfal ayat 2 dan 3, dijelaskan tanda-tanda orang yang beriman, antara lain: mereka yang mendirikan salat, yang hatinya bergetar ketika nama Allah disebut, dan yang hanya bertawakal kepada Allah.
Iman memiliki beberapa ruang lingkup, di antaranya:
- Ilahiyat, yang berkaitan dengan sifat dan nama-nama Allah.
- Nubuwwat, yang membahas tentang para Nabi dan Rasul.
- Ruhaniyat, yang menjelaskan tentang makhluk gaib seperti jin, iblis, dan malaikat.
- Sam’iyat, yang membahas hal-hal yang ghaib seperti surga, neraka, kehidupan setelah mati, dan akhirat.
Cara untuk mengetahui seberapa besar iman seseorang adalah dengan melihat sikapnya. Jika seseorang menjaga kehormatan, menghindari perkataan buruk, menepati janji, dan memelihara amanah, maka dapat dipastikan dia memiliki iman yang kuat.
Namun, dalam era globalisasi yang serba cepat ini, iman bisa mudah terkikis oleh berbagai pengaruh. Kecintaan berlebihan terhadap dunia, serta tindakan syirik, bermain sihir, atau mengundi nasib, bisa merusak iman seseorang. Ketidakpuasan terhadap rezeki yang diberikan Allah juga menunjukkan hilangnya iman dalam diri seseorang.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga dan meningkatkan imannya. Dengan iman yang kuat, seseorang dapat menghadapi musibah dengan hati yang tenang, berpikir positif, serta memilih perkataan dan perbuatan yang baik.
Untuk mencegah terjadinya krisis iman, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
- Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah.
- Memiliki rasa malu, karena tanpa rasa malu, seseorang lebih mudah melakukan hal yang terlarang.
- Menjaga keseimbangan antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan.
- Memiliki sikap sabar dan syukur.
- Memiliki sikap pemaaf.
Dengan menjalankan hal-hal tersebut, insya Allah iman kita akan tetap terjaga. Iman yang kuat akan memberi ketenangan dalam menghadapi segala cobaan hidup. Maka, penting bagi kita untuk terus memelihara iman, karena imanlah yang menuntun kita menuju kebenaran.
Author : Albert
Sumber Referensi : https://www.kompasiana.com/vaniazachra3660/67434b6ced64155d7700b542/pentingnya-iman-dan-taqwa-bagi-seorang-muslim
Sumber Gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berjilbab-coklat-duduk-di-sofa-coklat-6281919/