Hakikat Agama Islam dalam Kehidupan Sehari-hari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Islam dalam pengertian umum merujuk pada ibadah kepada Allah Ta’ala sesuai dengan syariat yang diturunkan oleh para Rasul-Nya, sejak manusia pertama kali diberi petunjuk hingga datangnya hari kiamat. Islam dalam pengertian ini mencakup syariat yang dibawa oleh para nabi seperti Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa ‘alaihimus salam. Allah Ta’ala menyebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an bahwa semua syariat sebelumnya adalah bentuk kepatuhan (Islam) kepada-Nya.
Namun, Islam dalam pengertian khusus merujuk pada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Syariat ini menghapus seluruh syariat sebelumnya. Oleh sebab itu, orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad disebut sebagai Muslim, sedangkan yang menolak syariat beliau tidak dianggap Muslim karena mereka tidak benar-benar berserah diri kepada Allah, melainkan kepada hawa nafsu. Misalnya, umat Yahudi adalah Muslim pada masa Nabi Musa, begitu pula umat Nasrani pada masa Nabi Isa. Namun setelah diutusnya Nabi Muhammad, mereka yang menolak beliau tidak lagi dianggap Muslim.
Karena itu, tidak diperbolehkan untuk meyakini bahwa agama Yahudi dan Nasrani yang dianut saat ini adalah agama yang benar dan diterima oleh Allah. Barang siapa yang meyakini hal tersebut, dia keluar dari Islam. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 19)
Islam yang dimaksud adalah agama yang disempurnakan Allah melalui Nabi Muhammad. Sebagaimana firman-Nya:
Pada (QS. Al-Maidah: 3)
Dari ayat ini jelas bahwa setelah datangnya Nabi Muhammad, hanya Islam yang diterima Allah sebagai agama yang benar. Oleh sebab itu, memilih agama selain Islam tidak akan diterima, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam sebagai Keseluruhan Ibadah kepada Allah
Islam meliputi seluruh bentuk kepatuhan kepada Allah, baik secara lahiriah maupun batiniah, termasuk dalam keyakinan, perkataan, maupun perbuatan. Ketika Islam disebut bersama iman, Islam biasanya merujuk pada amalan lahiriah seperti ucapan dan perbuatan, sedangkan iman merujuk pada keyakinan dan amalan batin. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: (QS. Al-Hujurat: 14)
Rumah tersebut adalah rumah Islam secara lahiriah, namun tidak semuanya beriman karena istri Nabi Luth termasuk yang kafir.
Baca Juga : Bersama Mahasiswi KKNT Internasional, Anak-anak SB Ipoh Belajar Membuat Obat Herbal dari Tanaman Jah
Perbedaan Islam dan Iman
Hadis Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu memberikan penjelasan lebih rinci mengenai perbedaan ini. Ketika Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad tentang Islam dan iman, Nabi menjelaskan bahwa:
- Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji jika mampu.
- Iman adalah keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk.
Ketika disebut secara umum, Islam mencakup seluruh aspek agama, termasuk iman. Namun jika disebut bersama iman, Islam merujuk pada amalan lahiriah, sedangkan iman pada amalan batin. Dengan pemahaman ini, setiap Muslim diharapkan tidak hanya menjalankan ibadah secara fisik, tetapi juga membangun keyakinan dan ketaatan hati kepada Allah.
Author : Albert Aymi Pratama Putra
Sumber Referensi : https://muslim.or.id/85100-hakikat-agama-islam.html
Sumber Gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/bangunan-beton-putih-di-samping-badan-air-394355/