Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Wirid atau dzikir adalah seperti tali yang menghubungkan hati kita dengan Sang Pencipta. Perintah untuk tekun dalam berdzikir dapat ditemukan di dalam Al-Quran dan berbagai hadis yang penuh makna. Ini adalah panggilan untuk mendekatkan diri secara spiritual kepada Pemilik Langit dan Bumi. Di Universitas Alma Ata, Anda dapat menjelajahi lebih dalam tentang makna dan keutamaan praktik wirid dan dzikir dalam Islam, yang akan memperkaya pemahaman spiritual Anda.
Dalam kitab suci dan ajaran Nabi, kita menemukan panduan yang menyala: “Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu.” Dzikir adalah jembatan yang menghubungkan kita kepada Allah, memenuhi hati kita dengan kehadiran-Nya. Dengan berdzikir, kita menggapai langit, menjadikan hati kita tempat kelimpahan rahmat Ilahi.
Oleh karena itu, mari kita pahami bahwa wirid dan dzikir adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, di balik perintah-Nya terdapat hikmah dan kasih yang tak terbatas.
قال الفقيه أبي الليث رحمه الله تعالى: مَنْ حَفِظَ سَبْعَ كَلِماَتٍ فَهُوَ شَرِيْفٌ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى وَالْمَلَائِكَةِ وَيَغْفِرُ اللهُ ذُنُوْبَهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَحْرِ وَيَجِدُ حَلَاوَةَ الطَّاعَةِ وَيَكُونُ حَيَاتُهُ وَمَمَاتُهُ خَيْرًا
Artinya: “Al-Faqih Abil Laits rahimahullahu ta’ala berkata: ‘Barangsiapa yang menghafal tujuh kalimat, dia akan dihormati di sisi Allah Ta’ala dan para malaikat. Allah akan mengampuni dosa-dosanya, sekalipun sebanyak buih di lautan, dan dia akan merasakan manisnya taat kepada-Nya, serta kehidupan dan kematiannya akan baik’.” (Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani, Nashaihul Ibad, halaman 33).
Berikut adalah 7 Wirid Khusus yang penting untuk Anda ketahui, terutama dalam menjalani kehidupan yang berarti secara spiritual. Praktik wirid ini memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan spiritual antara individu dengan Allah, membawa kedamaian batin. Di Universitas Alma Ata, Anda dapat lebih mendalami praktik spiritual dalam Islam, termasuk pentingnya Wirid Khusus, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai keagamaan.
1. Basmalah
Sebuah frasa dorongan yang harus diucapkan setiap kali kita memulai sesuatu, terutama amal baik. Basmalah adalah kunci awal yang mengundang berkah dan rahmat dari Allah SWT. Dengan membaca basmalah, kita mengundang keberuntungan di setiap langkah yang kita ambil. Ini berfungsi sebagai langkah pertama yang membimbing kita pada jalan yang benar, menerangi jalan kita dengan cahaya dan keberanian. Jadi, jangan pernah lupakan mukjizat yang tersembunyi dalam basmalah saat memulai sesuatu.
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ فَهُوَ أَقْطَعْ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda: ‘Tiap urusan penting yang tidak diawali dengan ‘bismillaahir rahmaanir rahiim’, maka akan terputus dari rahmat Allah.”
2. Hamdalah
Ucapan syukur yang harus dikatakan setiap kali seseorang menyelesaikan sebuah aktivitas. Frasa “alhamdulillah” menandakan rasa syukur dan pengakuan atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
قال العلماء : فيستحب البداءة بالحمد لله لكل مصنف ، ودارس ، ومدرس ، وخطيب ، وخاطب ، وبين يدي سائر الأمور المهمة
Artinya: “Disarankan untuk memulai dengan ‘alhamdulillah’ untuk setiap penulis, siswa, guru, khotib, dan dalam semua hal penting.” (Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M], jilid 1, hlm. 172.)
3. Istighfar
Istighfar adalah tindakan memohon ampunan kepada Allah (dengan mengucapkan “astaghfirullah”) yang harus dilakukan ketika seseorang menyadari telah mengucapkan sesuatu yang tidak pantas atau mungkin melakukan kesalahan lainnya. Ini adalah bentuk meminta maaf kepada Allah atas tindakan atau kata-kata yang tidak sepantasnya.
Mengapa kita melakukan istighfar dalam situasi seperti ini? Alasannya adalah untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Dalam Islam, Allah adalah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan mengucapkan istighfar, kita mengakui kesalahan kita, bertaubat, dan berharap Allah akan mengampuni kita. Tindakan ini mencerminkan kesadaran akan dosa dan upaya untuk memperbaiki diri. Istighfar adalah cara untuk membersihkan hati dan meminta ampunan kepada Allah setelah menyadari kesalahan kita, termasuk ketika kita mengucapkan sesuatu yang tidak seperti yang dimaksudkan.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا
Artinya: “Maka aku (Nabi Nuh) berkata kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun’.” (Qur’an, Surah Nuh: 10)
Membaca istighfar juga dapat mencegah bencana, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Anfal: 33:
وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: “Allah tidak akan mengazab mereka selagi mereka meminta ampun.”
4. Insyaallah
Frasa “insyaallah” digunakan ketika seseorang menginginkan sesuatu. Frasa ini, yang berasal dari Al-Qur’an, secara harfiah berarti ‘jika Allah menghendaki’. Penggunaan “insyaallah” mencerminkan keyakinan kita akan kekuasaan Allah untuk menentukan segala sesuatu.
Dalam kehidupan sehari-hari, mengatakan “insyaallah” adalah cara untuk menunjukkan kesadaran kita akan kehendak Allah dalam segala hal yang kita lakukan. Ini adalah pengingat bahwa semua rencana dan usaha kita sepenuhnya bergantung pada kehendak-Nya. Dengan mengatakan “insyaallah”, kita menyerahkan semua urusan kepada-Nya dan mengakui bahwa apa pun yang terjadi adalah kehendak-Nya.
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا، اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ ال
لّٰهُ
Artinya: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu: ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakannya besok’, kecuali dengan menambahkan, ‘Jika Allah menghendaki’.” (Qur’an, Surah Al-Kahfi: 23-24)
5. Hauqalah
Frasa “hauqalah” atau ‘la hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim’ harus dikatakan saat menghadapi situasi yang dianggap tidak diinginkan. Frasa ini mencerminkan kesadaran kita akan keterbatasan dan ketergantungan kita pada kekuatan dan keagungan Allah.
Pada saat-saat sulit atau dihadapi dengan situasi yang tidak diinginkan, mengucapkan “la hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim” adalah cara untuk mengakui bahwa kita tidak memiliki kekuatan atau kekuatan tanpa campur tangan-Nya. Ini adalah bentuk rendah hati dan penyerahan kepada keagungan Allah, mengingatkan kita bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak-Nya.
وروي في الخبر أيضا إذا نزل بالإنسان مهم وتلا لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ثلا ثمائة فرج الله عنه أي أقلها ذلك ذكره شيخنا يوسف في حاشيته على المعراج
Artinya: “Diceritakan dalam hadis jika kecemasan menimpa seseorang, dan dia membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi 300 kali, Allah akan memberikan jalan keluar baginya, yang berarti Allah akan meringankan bebanannya. Hal ini disebutkan oleh guru kita, Syaikh Yusuf dalam Hasyiyah Mi’raj.” (Nawawi Al-Bantani, Kasyifatus Saja, halaman 5).
6. Tarji’
Frasa tarji’, “innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” harus dikatakan ketika seseorang tertimpa musibah. Frasa ini mencerminkan kesadaran kita akan asal-usul kita dari Allah SWT dan bahwa kita akan kembali kepada-Nya.
Dalam situasi kesedihan, mengatakan “innalillahi wa inna ilaihi raji’un” adalah cara untuk mengingatkan diri kita bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan bahwa kita semua akan kembali kepada-Nya. Ini adalah ungkapan kesabaran dan ketundukan dalam menghadapi cobaan, mengingatkan kita bahwa kita adalah hamba-Nya yang tunduk pada ketentuan-Nya.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Artinya: “Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali’.” (Qur’an, Surah Al-Baqarah: 156)
7. Tauhid
Kalimat tauhid, “laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullah,” harus dibaca setiap hari oleh seseorang. Frasa ini adalah pernyataan tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW.
Dalam Islam, membaca kalimat tauhid adalah
penegasan iman pada keesaan Allah dan kenabian Muhammad. Frasa ini memperkuat iman seseorang dan menjaga kekuatan spiritualnya. Dengan membaca frasa ini secara teratur, seseorang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Oleh karena itu, kalimat tauhid ini dianggap sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, sebagai kunci menuju surga dan pengingat akan iman mendasar yang harus dipelihara dengan tekun setiap hari.
مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah (SAW) bersabda: ‘Barangsiapa yang kata-kata terakhirnya adalah La ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) akan masuk Surga’.”
Sumber :
- https://islam.nu.or.id/doa/ini-7-wirid-istimewa-yang-harus-kamu-ketahui-GaBb2
- https://images.app.goo.gl/5GCyYXgTGFB9C3C48