Belajar Dari Kartini, Oleh : Aida Hayani, Dosen PAI Universitas Alma Ata

Belajar Dari Kartini, Oleh : Aida Hayani, Dosen PAI Universitas Alma Ata

S1 Pendidikan Agama Islam Alma Ata – A Kartini merupakan sebuah cermin tragedi perempuan yang mengangkat harkat serta martabat wanita yang terperosok di sumur, dapur, dan kasur. Timbul kegelisahan dalam dirinya karena keterbelakangan, dirundung oleh cita-cita, dikekang oleh adat dan dibutakan oleh peradaban bangsanya yang semakin lama semakin merosot yang dikenal dengan Istilah Emansipasi.

Emansipasi merupakan salah satu istilah yang dilabelkan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak persamaan derajat. Emansipasi perempuan biasa diartikan sebagai suatu proses pelepasan diri perempuan dari pengekangan yang membatasi kemungkinan untuk berkembang lebih maju.

Bangsa Indonesia pada awal abad 20 mengalami penjajahan colonial dengan kondisi yang cukup memprihatikan dalam segala aspek terutama dalam aspek politik maupun sosial masyarakatnya. Kondisi ini juga menimpa pada kaum perempuan, dimana perumpuan hanya berperan sebatas pelayan suami, mengurusi anak, dan mengurus rumah tangga.  Selain itu mereka belum diizinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diizinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang perempuan, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah paradigma tersebut.

Perjuangan R.A Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.  R. A Kartini bisa dikatakan sebagai seorang perempuan yang melakukan perubahan besar terutama bagi kebangkitan perempuan Indonesia. Sebenarnya mengenai RA. Kartini bukanlah perkara tentang apa dan siapa untuk digoreskan dalam bingkai sejarah, jika dibandingkan dengan sederet rentetan perjuangan perempuan lainnya di dalam pelosok negeri ini.

Relevansinya dengan makna hari kartini di era pademi ini yakni bagaimana setiap jiwa perempuan Indonesia agar dapat memahami sejarah kehidupan R. A Kartini yang bisa menjadi tauladan bagi kaum perempuan. Dimana salah satu karakternya adalah konsistensinya melakukan perubahan. Para perempuan dengan konsep berkolaborasi, saling bekerjasama dan memilih untuk melakukan banyak hal yang positif bisa membantu sesama dalam mengatasi pandemi ini.

Banyak perempuan diberbagai komunitas yang mengkampanyekan pentingnya perubahan untuk kehidupan. Jika dahulu seorang RA. Kartini yang tinggal di tanah dengan banyaknya tradisi adat istiadat yang ketat, mengapa di era yang serbah canggih sekarang kaum perempuan tidak bisa?

Tentunya sebagai perempuan di masa kini semuanya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, tiap-tiap individu dapat menggunakan media sosial untuk menulis, membuat karya serta mengedukasi masyarakat luas. Semoga pemaknaan hari Kartini di tengah situasi pandemi bisa diwujudkan dengan sepenuh hati, sehingga harapan sosok penggerak emansipasi wanita bisa berhasil sepenuhnya di Bumi Nusantara. Selamat memperingati hari Kartini.

0 Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *