4 Rekomendasi Buku Tentang Gus Dur dan Politik

4 Rekomendasi Buku Tentang Gus Dur dan Politik

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Siapa sangka Gus Dur, KH Abdurrahman Wahid, akan menjadi presiden keempat Indonesia? Saat itu, orang-orang terkejut dan tidak percaya, lho. Namun, yang menyedihkan adalah cara demokratis dia terpilih dirusak oleh cara inkonstitusional dia dilengserkan.

Jadi, sekarang tepat 22 tahun yang lalu, 23 Juli 2001, sosok alim yang dihormati semua orang di negeri ini turun dari jabatannya sebagai presiden. Baginya, tidak ada jabatan yang harus dipertahankan dengan keras. Jadi, dia rela meninggalkan Istana agar tidak terjadi pertumpahan darah. Jadi teman-teman, Universitas Alma Ata bisa menjadi wadah untuk mempelajari pendidikan agama Islam.

Kamu bisa melihat 5 rekomendasi buku tentang Gus Dur dari lima buku di bawah ini. Buku-buku ini memberikan perspektif berbeda tentang perjalanan Gus Dur dalam memimpin negeri kita yang indah ini, lho.
Berikut adalah 5 buku rekomendasi tentang Gus Dur:

1. Hari-Hari Terakhir Gus Dur di Istana Rakyat
Buku ini merupakan karya seorang jurnalis senior bernama Andreas Harsono. Dalam bukunya, Andreas mengeksplorasi proses penurunan KH Abdurrahman Wahid dari perspektif peliputan media. Meskipun buku ini tipis, isinya cukup lengkap dalam menganalisis bagaimana media melaporkan Gus Dur. Ada dua perspektif yang bisa kita lihat dari buku ini, yaitu (1) bagaimana media melaporkan Gus Dur dan (2) bagaimana media menggambarkan Gus Dur.
Awal buku ini membahas pelantikan Kapolri Chairuddin Ismail yang menggantikan Bimantoro pada 20 Juli 2001. Kemudian, buku ini menjelaskan Sidang Paripurna MPR, pertemuan di Kebagusan, upacara Derajat Pasukan di Monas, pertemuan di Kementerian Pertahanan, dan pengumuman “Dekrit” Presiden.
Semua pembahasan ini dianalisis secara mendalam oleh Andreas dari perspektif jurnalistik. Selain itu, Andreas juga menambahkan tiga bab tambahan di bagian belakang buku, yaitu tentang Kecepatan Peliputan Media Massa, Debat dalam Memilih Sumber, dan Akurasi Berita. Di tiga bab terakhir ini, dia meneliti masalah jurnalistik yang muncul dalam peliputan tentang KH Abdurrahman Wahid.

2. Hari-Hari Terakhir Bersama Gus Dur
Buku ini adalah cerita tentang perjalanan penulis, Bondan Gunawan, bersama Gus Dur. Mereka berdua mencoba melaksanakan reformasi melalui Forum Demokrasi (Fordem). Selain itu, Bondan juga menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dalam pemerintahan Kabinet Persatuan Nasional dari 15 Februari hingga 29 Mei 2000.
Dalam bukunya, Bondan menceritakan perjalanan mereka bersama Gus Dur, mulai dari ketika dia berada di luar pemerintahan, saat dalam pemerintahan dengan KH Abdurrahman Wahid, hingga setelah KH Abdurrahman Wahid tidak lagi menjabat. Dia menggambarkan perjalanan tersebut dengan sangat detail sebagai seseorang yang dekat dengan Gus Dur. Tulisannya tidak hanya berdasarkan data dokumen, tetapi juga pengalaman pribadi yang dia alami bersama Gus Dur.

3. Perjalanan Politik Gus Dur
Sangat berbeda dengan dua buku sebelumnya, buku ini membahas petualangan Gus Dur di dunia politik Indonesia. Buku ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian pertama membahas Politik Politisi, Politik Ulama; bagian kedua membahas Presiden Santri; dan bagian ketiga membahas Buloggate, Dekrit, dan Kembali ke Ciganjur.
Di bab pertama, perjalanan Gus Dur menjadi presiden dibahas, mulai dari meminta restu dari kiai terkenal hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di Indonesia. Di bab ini, ada tulisan menarik dari berbagai orang, mulai dari pakar politik, pakar dari kampus Islam, jurnalis, hingga kiai.
Jadi, di bab kedua, dijelaskan bagaimana KH Abdurrahman Wahid memimpin sebagai presiden. Para penulis membahasnya dari berbagai sudut, mulai dari masa lalu KH Abdurrahman Wahid sebagai santri dan kiai, hingga kebijakannya di semua bidang, seperti politik, ekonomi, hingga diplomasi luar negeri. Di bagian terakhir buku ini, ada cerita tentang gesekan politik Gus Dur dengan musuh-musuhnya. Pertikaian meningkat, dan akhirnya dia kembali ke Ciganjur.

4. Rakyat Indonesia Menggugat KH Abdurrahman Wahid
Buku ini berisi berita dari berbagai sistem informasi media massa yang menampilkan pandangan negatif tentang kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid. Kumpulan tulisan ini dikumpulkan oleh Arsyil A’la Al-Maududi dan diterbitkan pada Oktober 2000.
Ada sembilan bagian dalam buku yang diterbitkan oleh Wihdah Press ini, yaitu (1) KH Abdurrahman Wahid, Aceh, Ambon, dan CSIS; (2) KH Abdurrahman Wahid, Buloggate, dan Bruneigate; (3) Gus Dur, Suharto, KKN, dan lain-lain; (4) Gus Dur, PKB, NU, dan Komunisme; (5) KH Abdurrahman Wahid dalam Ritual Ruwatan dan Masalah Musyrik; (6) Gus Dur dan Ariyanti; (7) Gus Dur Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri; (8) Penilaian Komunitas Internet tentang Gus Dur; dan (9) Gus Dur di Dunia Cybernews.
Semua tulisan sistem informasi yang terdapat dalam buku ini memiliki nada negatif. Tidak ada berita yang dikumpulkan dalam buku ini yang memiliki pandangan positif atau bahkan netral. Fakta dan sumber yang disajikan dalam semua berita di buku ini jelas dimaksudkan untuk menggambarkan kepemimpinan Gus Dur dalam pandangan yang buruk. Bahkan, bukan hanya masalah kepemimpinan dan gaya politik, tetapi juga aspek-aspek lain.

5. Gus Dur Mengguncang Presiden Abdurrahman Wahid
Buku ini, seperti buku nomor empat, juga berisi tulisan-tulisan yang bernada negatif dan ringan tentang kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid di Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ketika Gus Dur masih menjadi presiden. Perbedaannya dengan buku keempat adalah buku ini berisi pendapat dan wawancara dari tokoh-tokoh yang secara politik menentang Gus Dur.
Artikel pertama yang disajikan berjudul “Presiden KH Abdurrahman Wahid sebagai Sumber Konflik.” Azyumardi Azra menulis ini dengan merujuk pada pemecatan beberapa pembantu presiden. Dia juga mengkritik Gus Dur karena lupa bahwa pemerintahannya dibentuk berdasarkan koalisi partai politik, dan karena tidak memiliki kerangka dan konsep yang jelas. Artikel ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya karena buku ini tidak menjelaskan sumber yang digunakan.

Selain tulisan dari para tokoh, buku ini juga berisi sejumlah wawancara dengan mereka mengenai sosok Gus Dur yang dipublikasikan di berbagai media, seperti Forum Keadilan dan majalah Tempo. Misalnya, Adi Sasono, Menteri Koperasi di bawah Presiden Habibie, mengkritik KH Abdurrahman Wahid dalam sebuah wawancara dengan Forum Keadilan tanpa menyertakan data yang solid. Amien Rais juga membuat pernyataan serupa dalam wawancara dengan majalah yang sama dan majalah Tempo. Bahkan, Amien menggambarkan presiden sebagai seorang murid dalam wawancaranya.
Buku ini mengumpulkan berbagai tuduhan terhadap Gus Dur yang terdapat dalam wawancara dan tulisan yang cenderung merendahkan presiden keempat Indonesia. Tindakan Gus Dur sebagai presiden dianggap sebagai langkah yang salah tanpa ada yang benar menurut pandangan mereka.

Sumber :

  • https://www.nu.or.id/pustaka/5-rekomendasi-buku-tentang-gus-dur-dan-politik-1l2VP
  • https://www.freepik.com/free-vector/gradient-glossary-illustration_40126588.htm#query=Ilustrasikan%20beberapa%20buku&position=6&from_view=search&track=ais&uuid=22dce739-031b-4cf1-8a8f-a17679cdee57

0 Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*