PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL

PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL

Source : tribunnews.com

Prodi Pendidikan Agama Islam Alma Ata – Kesehatan Mental. Dewasa ini, kemajuan dalam sisi modernisme berhasil terwujud khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, sisi itu menampilkan sisi kemanusiaan yang kurang baik, dimana menjadi kesengsaraan rohani. Adanya beberapa benturan antara materi dan unsur spiritual yang mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kejiwaan yang beragam. Begitu mudahnya menggoyang mental seseorang jika tidak kuatnya iman dan islam yang dipegangnya. Dalam psikologi Islam dikenal adanya kepribadian seorang Muslim di mana unsur-unsur keimanan pada diri manusia sangat dominan terhadap diri seseorang ketika menghadapi gangguan-gangguan jiwa atau penyakit-penyakit jiwa yang ada.

Masalah mental, yang dihadapi setiap orang sudah tentu beda porsi. Tidak bisa menyamakan begitu saja dan menganggap masalah yang dihadapinya itu sepele. Seringkali reaksi orang-orang disekitar justru tanggapan negatif karena kurang pahamnya masyarakat akan kesehatan mental. Terutama kesehatan mental usia remaja. Dimana di usia remaja ini, usia peralihan dari usia anak-anak menuju usia dewasa. Yang sudah tentu dituntun secara mendalam dan terkesan mendadak untuk bijak dalam segala aspek dan dituntut mampu mengikuti segala perkembangan yang semakin maju.

Dijelaskan bahwa kesehatan mental dari perspektif Islam merupakan suatu kemampuan diri individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. Sederhana, adanya hubungan baik manusia dengan pencipta. Dalam (WHO, 2014 dalam Agustin 2018) menjelaskan bahwa kesehatan jiwa atau mental merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang  dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Mental yang sehat dicirikan dengan : mengetahui potensi diri, bermanfaat untuk orang lain, mampu mengatasi tekanan hidup, produktif sesuai kemampuannya.

Dalam islam dijelaskan beberapa hal terkait penyakit kejiwaan, seperti : pesimis, rasa dengki, sombong, ghadap (marah), hiqdu (dendam), ujub (membanggakan diri), dan dalam kesehatan identik dengan waham, Huzn (duka cita, sedih) yang berlebihan, putus asa, cemas, ragu. 

Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”. Pemikir Muslim, al-Ghazali, meyakini manusia sebagai makhluk jasmani-rohani dan aspek ruhiyah merupakan sebuah hakikat nyata. Terkait upaya menciptakan ketenangan jiwa, menjadikan Alquran sebagai representasi.

Kita sebagai seorang muslim, memiliki iman dan taqwa kepada Allah merupakan suatu hal penting untuk menjaga kesehatan mental kita. Karena dengan itu, kita dapat mengendalikan sikap, tindakan dan tingkah laku dalam menghadapi segala macam persoalan hidup. Yang mampu menghadapi adanya dampak negatif dari perkembangan zaman yang terus maju dengan kesesuaian peradaban manusia ini adalah ia yang sehat mentalnya.

 

Salam literasi, salam inspirasi.

0 Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Kirimkan Pesan
Ada yang bisa kami bantu?
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ada yang bisa kami bantu?

Silahkan kirimkan pesan kepada kami perihal FITK Universitas Alma Ata. Terimakasih